Paris – Paris-Roubaix, sebuah balapan yang terkenal sulit diprediksi. Pada edisi ke-120 kali ini, nasib buruk menimpa beberapa pembalap seperti Mads Pedersen, John Degenkolb, dan Laurence Pithie.
Namun, ada satu tim yang seolah kebal terhadap rintangan di Paris-Roubaix, yaitu Alpecin-Deceuninck. Untuk tahun kedua berturut-turut, tim ini meraih hasil satu-dua, kali ini melalui Mathieu van der Poel dan Jasper Philipsen.
Van der Poel menunjukkan dominasinya dengan melesat sendirian sejak sektor Orchies sejauh 60km dari garis finis. Ia mampu finis tiga menit di depan Philipsen, margin kemenangan terbesar sejak Johan Museeuw pada 22 tahun lalu.
"Saya pikir itu adalah momen yang tepat," kata Van der Poel tentang keputusannya untuk menyerang. "Kami bersama kelompok kecil, dan kerja sama kami kurang baik. Saya hanya ingin membuatnya sulit."
Meskipun tak memperkirakan akan sendirian, Van der Poel berhasil menjaga jarak dengan kelompok pengejar yang terdiri dari Philipsen, Pedersen, Nils Politt, dan pasangan Groupama-FDJ, Stefan Küng dan Laurence Pithie.
Di belakang, harapan untuk merebut trofi batu bulat dari Alpecin-Deceuninck pupus. Sementara itu, Van der Poel menikmati kemenangan besarnya yang keenam.
"Ini jelas tidak biasa memenangkan balapan-balapan ini," ujar Van der Poel. "Saya hanya bisa memimpikannya saat masih kecil. Saya tidak pernah membayangkan akan memenangkan semua balapan yang saya menangi sekarang."
Van der Poel juga memuji kerja sama tim yang sempurna dari Alpecin-Deceuninck. Tim ini berhasil memecah balapan di jalur berangin 150km dari garis finis, dan kemudian memimpin barisan terdepan dengan Timo Kielich, Edward Planckaert, dan Gianni Vermeersch.
Sementara itu, Philipsen mengungkapkan ambisinya untuk memenangkan Paris-Roubaix di masa mendatang. Meski mengakui belum dalam performa terbaik, ia senang bisa membantu timnya meraih kesuksesan besar.
"Tentu saja, saya ingin sekali memenangkan Paris-Roubaix," kata Philipsen. "Ini adalah balapan yang sangat saya sukai. Tapi hari ini, jelas ada pembalap yang lebih unggul, dan itu adalah rekan satu tim saya."