Beranda Berita Van Eetvelt Terkejut dengan Pencapaiannya di Trek Jebel Jais

Van Eetvelt Terkejut dengan Pencapaiannya di Trek Jebel Jais

5
0

Sang juara bertahan UAE Tour, Lennert Van Eetvelt, telah menghadapi Tadej Pogačar, jawara dunia, sebanyak 11 kali sepanjang kariernya yang masih belia. Ia pun menggambarkan pengalaman bertanding melawan sang bintang sebagai momen yang tak terlupakan.

Meskipun kemungkinan besar kehilangan mahkota juaranya setelah tertinggal 38 detik dari Pogačar, Van Eetvelt menikmati tantangan bersaing di bawah bayang-bayang sang juara. Ia berhasil mengalahkan pesaing utamanya itu pada etape pertama dalam pertarungan sprint menanjak. Namun, ia pun kehilangan waktu pada uji waktu etape kedua dan finis puncak di Jebel Jais.

Walaupun merasa belum bisa menyaingi level Pogačar, sang pebalap asal Belgia itu tetap gembira mengikuti gerakan Pogačar minggu ini.

"Menurutku, jaraknya masih terlalu jauh saat balapan melawan dia. Berlaga melawan pembalap WorldTour lain tentu menyenangkan dan lebih baik untuk perkembangan," ujar Van Eetvelt kepada Cyclingnews sebelum etape ke-5.

"Karena jika bertarung melawan dia, pasti akan tertinggal dan tidak ada gunanya terus mengejar. Tapi tetap senang, dia pembalap terbaik saat ini dan mungkin pembalap terbaik sepanjang masa. Bertarung melawannya adalah pengalaman yang akan kuingat seumur hidup."

Van Eetvelt kemudian menjadi pembalap yang paling dekat mengikuti serangan impulsif Pogačar bersama rekan setimnya, Domen Novak, hanya 11 kilometer di etape ke-5. Mereka bertahan di kelompok breakaway selama 110 kilometer.

"Aku bercanda dengan rekan setimku bahwa jika kita menyerang sekarang, mereka tidak akan merespons, dan tiba-tiba Tadej melaju dengan beberapa pembalap lain. Tanpa pikir panjang, aku ikut. Mungkin itu bukan keputusan yang cerdas, tapi hari ini menyenangkan," ungkap Van Eetvelt kepada Cyclingnews di garis finis di pinggiran Dubai.

Baik Van Eetvelt maupun Pogačar memperoleh tiga detik bonus setelah pertarungan seru pada sprint menengah. Namun, meskipun Van Eetvelt pernah memenangi balapan tahun lalu berkat keuntungan waktu serupa, ia tidak yakin bonus itu terlalu berarti.

"Sejujurnya, itu tidak terlalu penting. Itu hanya menyenangkan," katanya.

Pebalap asal Belgia itu mengungkapkan bahwa dirinya juga berjuang melawan penyakit misterius beberapa hari menjelang balapan dan empat etape pertama. Ia bersyukur taktik echelon pada etape ke-4 tidak mengacaukan perlombaannya.

"Jujur saja, aku kurang enak badan kemarin," ungkapnya sebelum etape ke-5. "Aku cukup menikmati balapan melawan angin sakal, dan sialnya kami tidak bisa bertahan di depannya dua kali, tapi kami cukup beruntung untuk kembali ke barisan depan dua kali, dan itu pelajaran yang bagus untuk beberapa hari mendatang.

"Aku kurang tahu [bagaimana kondisiku sebenarnya]. Aku belum terlalu enak badan beberapa hari terakhir. Aku tidak tahu apa penyebabnya."

Penyakitnya itu membuat pembalap Belgia itu mengira peralatannya rusak saat mendaki Jebel Jais sejauh 21,1 km pada etape ke-3, sebelum ia terkejut dengan finis keempatnya di sprint.

"Aku benar-benar berpikir power meter-ku rusak karena tenaga yang dikeluarkan tidak sesuai harapan, tapi aku tetap menderita," katanya kepada Cyclingnews. "Jadi, pada akhirnya, aku sangat terkejut dengan hasil yang kudapat karena tak sesuai dengan yang kurasakan.

"Menurutku, berdasarkan jalannya perlombaan, itu adalah cara yang tepat untuk mengalahkan Pogačar jika ingin mengalahkannya. Ini adalah cara yang seharusnya dilakukan, dia memulai [sprint] cukup awal dan aku merasa kasihan pada Oscar Onley karena jika dia berada di roda belakangnya, dia mungkin punya peluang – mungkin tidak mengalahkannya – tapi bisa mendekat."

Dengan kondisi kesehatan dan kebugaran yang belum sesuai harapan, Van Eetvelt akan menghadapi etape terakhir di Jebel Hafeet pada hari Minggu dengan pikiran terbuka dan tanpa merasa tertekan untuk mempertahankan jersey merah yang ia menangkan pada Februari tahun lalu.

"Bagaimanapun, kami bisa puas dengan hasil akhirnya [di Jebel Jais] dan berharap menjadi lebih baik pada hari Minggu," tambah Van Eetvelt.

"Aku akan melihat bagaimana perlombaannya berjalan. Sejujurnya, aku tidak terlalu stres. Jika aku merasa lebih baik, ya sudah, jika tidak, ya sudah. Seperti itulah adanya, aku hanya berharap tetap aman beberapa hari ke depan dan tidak kehilangan waktu dalam echelon."

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini