Alexey Vermeulen, mantan pembalap WorldTour, tengah memburu kemenangan dalam seri Life Time Grand Prix setelah absen di Unbound Gravel 200. Selama dua tahun berturut-turut, Vermeulen harus puas di posisi kedua di bawah Keegan Swenson.
Meskipun gagal lolos ke Olimpiade Paris 2024, Vermeulen tak patah semangat. Ia justru termotivasi meraih gelar Grand Prix di lintasan gravel. Vermeulen percaya Swenson akan menghadapi banyak tantangan di Unbound, balapan yang mengandalkan keberuntungan.
"Kami akan kembali sekuat tenaga dan berusaha memberikan perlawanan sengit," tegas Vermeulen yang akan absen di Unbound karena menghadiri pernikahan saudaranya.
Petualangan Vermeulen di dunia balap dimulai di BMC Development Team dan tim nasional Eropa. Ia kemudian berlaga di Lotto-Jumbo selama dua musim sebelum beralih ke jalur gravel.
Meski mencintai balap gravel, Vermeulen tetap mendambakan kompetisi di lintasan jalan raya. Ia mengincar posisi di Tim AS untuk Olimpiade 2028.
"Saya merindukan balapan di jalan raya. Saya merasa banyak balapan gravel yang terlalu taktis. Saya ingin kembali ke balapan yang lebih intens," ungkap Vermeulen.
Kegagalan di uji waktu Olimpiade membuat Vermeulen mengalihkan fokus ke balapan gravel yang menjadi profesinya saat ini. Meski begitu, ia tak menutup kemungkinan untuk kembali ke lintasan jalan raya di masa depan.
Dengan sederet hasil positif di ajang gravel, Vermeulen membuktikan kemampuannya sebagai pembalap serba bisa. Ia berhasil naik podium di Belgian Waffle Ride California, Old Man Winter Rally, dan BWR Arizona.
Meskipun merindukan balap jalan raya, Vermeulen mengaku bangga dengan perkembangan balap gravel. Ia berharap dapat menemukan keseimbangan antara kedua disiplin olahraga tersebut.