Setelah absen akibat cedera, pebalap Belgia Wout van Aert membuat kejutan di tahap pembuka Tour de France 2024 di Rimini. Van Aert berhasil mengamankan posisi ketiga, mengungguli juara bertahan Tadej Pogačar.
Emosi memuncak saat Romain Bardet dari Prancis meraih kemenangan etape dan mengenakan jersey kuning pertamanya. Van Aert, yang berkompetisi di Tour of Norway dan Kejuaraan Nasional Belgia sebelum tampil di Tour de France keenamnya, tak kuasa menahan tangis usai mencapai garis finis.
Panjangnya proses rehabilitasi setelah mengalami patah tulang rusuk, tulang selangka, dan tulang dada di Dwars door Vlaanderen tiga bulan lalu, membuat capaian Van Aert semakin istimewa. Cedera tersebut memaksanya absen di Tour of Flanders, Paris-Roubaix, dan debut Giro d’Italia.
"Sungguh memuaskan untuk menunjukkan ini lagi," ujar Van Aert dengan mata berkaca-kaca setelah finis di kota resor di pesisir Laut Adriatik. "Tentu saja disayangkan saya tidak bisa menang, tapi melihat dari mana saya berasal, saya tidak pernah menyangka bisa berada di level ini, dan rasanya sangat luar biasa."
Tahap pembuka sepanjang 206 km ini cukup berat, dengan tujuh tanjakan utama yang membuat hanya pebalap terkuat yang bisa terus melaju. Suhu yang mencapai 35°C juga menambah tantangan.
Hanya 46 pebalap yang berhasil finis di grup utama di belakang Bardet dan Van den Broek. Van Aert mengakui bahwa ia melihat lawan-lawannya menderita selama etape yang berlangsung selama lima jam, tetapi ia justru merasa semakin positif.
"Sepanjang balapan, saya bisa melihat banyak orang menderita, dan saya masih merasa cukup baik," katanya. "Jadi, perlahan saya mendapatkan kepercayaan diri, terutama di empat tanjakan terakhir. Dua yang pertama adalah yang paling sulit, jadi ketika saya berhasil melewatinya, saya mulai percaya diri.
"Saya juga meminta tim untuk berkomitmen penuh untuk kemenangan etape. Tentu saja sayang sekali kami melewatkannya, tetapi saya sangat bangga dengan penampilan saya dan cara kami berkendara."
Tim Visma-Lease A Bike, tempat Van Aert bernaung, termasuk tim yang paling banyak bekerja keras di 52 km terakhir etape, termasuk tiga tanjakan terakhir. Skuad Belanda tersebut, yang kemudian bergabung dengan Lidl-Trek yang bekerja untuk Pedersen, nyaris berhasil mengejar duo DSM.
Namun, hari itu masih menjadi pengalaman positif, dengan pemimpin tim dan juara bertahan Jonas Vingegaard juga berhasil melewatinya tanpa kesulitan pada hari pertamanya kembali ke peloton setelah mengalami kecelakaan yang menggagalkan musim semi di Itzulia Basque Country.